Tumbuhan kepel atau burahol adalah pohon penghasil buah hidangan meja yang menjadi flora identitas Daerah Istimewa Yogyakarta. Buah kepel digemari para putri keraton di Jawa karena dipercaya menyebabkan keringat beraroma wangi dan membuat air seni tidak berbau tajam. Nama lain kepel antara lain kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak.

Pohon kepel  tegak, tidak merontokkan daun secara serentak, tingginya mencapai 25 m. Tajuknya teratur berbentuk kubah meruncing ke atas (seperti cemara) dengan percabangan mendatar atau agak mendatar. Diameter batang utamanya mencapai 40 cm, berwarna coklat kelabu tua sampai hitam, yang secara khas tertutup oleh banyak benjolan yang besar-besar. Daunnya berbentuk lonjong sampai bundar telur atau bentuk lanset. Bunganya berkelamin tunggal, mula-mula berwarna hijau kemudian berubah menjadi keputih-putihan, muncul pada tonjolan-tonjolan di batang. Bunga jantannya terletak di batang sebelah atas dan di cabang-cabang yang lebih tua, berkumpul sebanyak 8-16 kuntum, diameternya mencapai 1 cm; bunga betinanya hanya berada di pangkal batang, diameternya mencapai 3 cm. Buahnya bertipe mirip buah buni dengan panjang tangkai buahnya mencapai 8 cm; daun buah yang matang hampir bulat bentuknya, berwarna kecoklat-coklatan, diameternya 5–6cm, perikarpnya berwarna coklat, berisi sari buah, dapat dimakan. Bijinya berbentuk menjorong, berjumlah 4-6 butir, panjangnya sekitar 3 cm, berat segar 62-105g, serta bagian yang dapat dimakan sebanyak 49% dan bijinya 27% dari berat buah segar.

Buah kepel yang matang dapat dimakan dalam keadaan segar. Disebutkan bahwa dagingnya yang berwarna jingga dan mengandung sari buah itu memberikan aroma seperti bunga mawar bercampur buah sawo pada ekskresi tubuh (seperti air seni, keringat, dan napas). Dalam pengobatan, daging buahnya berfungsi sebagai peluruh kencing mencegah radang ginjal dan menyebabkan kemandulan (sementara) pada wanita. Jadi, kepel ini oleh para wanita bangsawan digunakan sebagai parfum dan alat KB; di Jawa, penggunaannya secara tradisional terbatas di Kesultanan Yogyakarta. Kayunya cocok untuk perkakas rumah tangga; batangnya yang lurus setelah direndam beberapa bulan dalam air, digunakan untuk bahan bangunan rumah dan diberitakan tahan lebih dari 50 tahun. Kepel merupakan tanaman hias pohon yang indah, daunnya yang muncul secara serentak berubah dari merah muda pucat menjadi merah keunguan.

Nama ilmiah: Stelechocarpus burahol

Sumber : Wikipedia.com

Penulis : Lintang Restina